Monday, 2 February 2015

Safety Driving 2 - Etika Menggunakan Lampu Mobil Saat Hujan

Pernahkah Anda mengalami kejadian seperti gambar di samping? Jika pernah, tentu Anda tidak akan senang mengalaminya, atau bahkan Anda memaki pengendara tersebut yang menyebabkan silau penglihatan Anda. Atau pernahkah Anda melakukannya ketika mengemudi? Jika iya, maka segeralah "bertaubat" dan perbaiki etika Anda dalam berkendara, dalam hal ini khususnya adalah dalam menggunakan lampu mobil Anda. Dan segeralah sadari, bahwa perilaku seperti itu dapat membahayakan nyawa, baik itu nyawa Anda sendiri ataupun nyawa orang lain.

Sejatinya, penggunaan lampu itu mempunyai adab tersendiri. Seperti apakah aturannya? Berikut penjelasan Doni Iswahyudi, instruktur safety driving Mikata Adventure di Jakarta, Kams, 3 November 2011 :

  1. Tidak menyalakan lampu hazard kala mobil melaju. Kebiasaan yang kerap dilakukan pengemudi adalah langsung menyalakan lampu hazard begitu hujan deras mengguyur. Padahal, cara seperti itu tidak tepat. “Kedipan lampu hazard yang terang akan membuat silau pandangan pengemudi mobil, kendaraan lain di belakangnya atau dari arah berlawanan,” ujar Doni. Akibat lainnya adalah lampu sein yang dinyalakan ketika hendak berbelok atau berpindah jalur tidak akan terlihat. “Orang tidak akan bisa membedakan mana kedipan lampu hazard dan yang mana lampu sein,” terang Doni.
  2. Menyalakan lampu utama dengan sinar yang tepat. Pada saat air hujan mulai deras, sebaiknya pengendara menyalakan lampu utama. Seiring dengan pengaktifan lampu utama itu, otomatis lampu belakang juga akan aktif. Warna merah di lampu belakang sudah cukup terlihat terang oleh pengguna jalan lain. Bila guyuran air semakin deras dan pandangan semakin terbatas, gunakan lampu kabut. Sorot cahaya lampu ini cukup mampu menembus kabut, embun, atau air hujan. 
  3. Pastikan sorot cahaya tak mengganggu pengemudi lain. Satu hal yang perlu diingat di lampu utama adalah ketepatan posisi bohlam lampu utama maupun lampu kabut. Posisikan sesuai dengan sudut pandang yang semestinya dan tidak membuat silau pengguna jalan dari arah berlawanan. Meski pandangan terbatas, jangan menggunakan lampu jarak jauh karena menyilaukan pengguna jalan lain. Lebih baik menggunakan lampu kabut. Cahaya lampu kabut disarankan menggunakan warna kuning. Pasalnya, warna tersebut mampu menetralisir warna-warna lain di sekelilingnya sehingga membuat pandangan pengguna mobil lebih jelas.
  4. Tidak terlambat menyalakan lampu sein. Pada saat hujan, selain pandangan pengemudi terbatas, jalanan juga licin. Hal ini tentu akan berisiko bagi mobil bila bermanuver, mengerem, berbelok, pindah jalur dan lain-lain secara mendadak. Oleh karena itu, sebaiknya pengendara menyalakan lampu sein itu beberapa detik sebelum bermanuver. Jangan pernah terlambat menyalakan lampu isyarat itu. “Tujuannya agar pengguna jalan di arah berlawanan atau di belakang bisa mengantisipasi dan waspada,” ucap Doni.
Jadilah pelopor keselamatan bagi diri Anda sendiri & keluarga, ubah kebiasaan yang masih buruk, & terapkan etika yang baik dalam penggunaan lampu kendaraan mulai dari sekarang.


Editor : Admin a.sutya